TUTUT atau kerecoh termasuk jenis menu berbahan keong atau siput air tawar atau kul sawah. Disajikan dalam bentuk masak berkuah santan, dengan cara makan yang unik, yaitu langsung disedot dari cangkang-cangkang kecilnya guna mengeluarkan isinya yang lunak dan gurih. Bila tak mau juga keluar, bisa menggunakan bantuan tusuk gigi untuk mengungkitnya, sehingga dengan mudah dapat menyantapnya.

Ketika acara santap malam Bangomania Surabaya (20/6) di Bumbu Desa, rupanya Tutut ini menjadi pilihan menu yang cukup difavoritkan. Berawal dari sekadar memperbincangkan nama Tutut yang kedengarannya ‘lucu’, karena di Surabaya menu ini lebih dikenal dengan kerecoh, ada juga yang menyebutnya kul nenek (daerah Gresik utara). Bahkan, karena begitu serunya memperbincankan makanan asal Sunda ini, sampai-sampai harus nambah hingga 4 porsi untuk disantap ramai-ramai. Tentu dengan menu-menu pendamping lainnya yang tak kalah enaknya. Karena malam itu, hampir setiap orang memiliki pilihan menu sendiri-sendiri seperti karedok, nasi bakar, dan lain-lain.

Ya, sensasi terdahsayat menikmati Tutut adalah dengan menyedotnya. Selain cara ini digunakan untuk menarik keluar isi kerecoh, juga menyerap keluar bumbu-bumbu kuah santan segarnya yang sudah merasuk ke dalamnya. Sehingga ketika upaya menyedot ini tak membuahkan hasil, penikmat masih akan mendapatkan gurihnya rasa kuah yang berbahan bumbu seperti bumbu-bumbu masak kepiting tradisional.

Di daerah persawahan, Tutut biasanya hidup di pemukaan lumpur sawah yang berair tidak terlalu dalam. Binatang mungil ini lebih suka bergerombol pada dahan tumbuhan yang jatuh di atas air, terutama dahan dan batang-batang pisang.

Tutut yang sudah diambil dari sawah, kemudian akan dicuci untuk menghilangkan kotoran yang biasanya menempel di bagian cangkangnya. Untuk hasil bersih maksimal dalam menghilangkan lumpur yang terbawa, diperlukan waktu merendam sekitar satu malam. Setelah itu, Tutut akan direbus hingga masak, lalu ditiriskan dan dicuci sekali lagi sebelum diolah, baik menjadi Tutut kuah maupun sate kul, keripik, dan lain-lain.

Kul atau tutut menyimpan banyak kandungan gizi yang tinggi. Menurut Positive Deviance Resource Centre, tutut kaya akan kandungan protein 12 % dan kalsium 217 mg serta rendah kolesterol. Dalam 100 gram keong terkandung air sekitar 81 gram air dan sisanya mengandung energi, protein, kolesterol, karbohidrat, kalsium dan posfor. Jadi, di samping enak dikonsumsi juga sangat baik bagi kesehatan badan.




Selain ngobrol santai sambil makan-makan, malam itu menu yang cukup menyita perhatian kawan-kawan Bangomania adalah karedok. Dalam karedok yang berbahan sayur-sayuran mentah dengan bumbu kacang seperti gado-gado, diyakini berkhasiat bagi tubuh. Bahannya antara lain ketimun, tauge, kol, kacang panjang, daun kemangi, terong sayur yang kesemuanya diiris tipis dan kecil. Dalam penyajiannya, semua irisan ini ditaruh di atas piring kemudian disiram dengan bumbu kacang. (arohman)