Kalo di Surabaya ada Tahu Tek, maka di Jombang ada Tahu Lontong. Apa hubungannya? Tentu ada. Karena sekilas performanya mirip sekali, baik bumbu, bahan tambahan, dan penyajiannya. Yang membedakan hanya pada tahu gorengnya yang diiris kecil-kecil bentuk dadu.

Ketika ada yang menawariku tahu lontong sebagai menu santap malam, aku menanggapinya biasa saja. Tapi begitu disodori sepiring lontong bumbu sambal petis encer dengan irisan tahu kecil-kecil, aku baru ‘ngeh’ kalau itu yang dinamakan Tahu Lontong.

Bila Tahu Tek tahunya dipotongi menggunakan gunting dengan sangat atraktif, maka Tahu Lontong ini keatraktifannya terletak pada pengulekan bumbunya. Sebab, Pak Ndut yang terkenal sebagai penjual Tahu Lontong enak di Pasar Tunggorono Jombang, amat piawai dalam mengulek bumbu yang berbahan dasar petis, kacang tanah, dan kecap itu dengan layahnya yang berukuran ‘raksasa’.

Mula-mula setiap pengunjung yang datang selalu ditawari, “Mau pakai lontong atau nasi?” karena memang ada dua pilihan yaitu nasi atau lontong. Sementara lauknya ya tahu iris dadu, atau bisa juga ditambahkan telur goreng.

Dalam seporsi Tahu Lontong khas Jombang ini, sajiannya adalah lontong diiris-iris standart, kemudian ditambah irisan tahu dadu yang sudah digoreng tidak terlalu kering, lalu disiramkan bumbu petisnya, plus ditaburi taoge mini, bawang goreng, serta kerupuk. Seporsi hanya Rp. 4000 perak. Murah bukan…?


Soal rasa, persis Tahu Tek Surabaya. Jadi, lidah Surabaya-ku tidak begitu kaget dengan cita aromanya yang begitu kuat di petisnya. Tak heran bila Pak Gendut yang kutanya tentang apa perbedaan dengan tahu lontong racikannya dengan Tahu Tek Surabaya, dia hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya. Hehehe…

So, kalau Anda pingin mampir ke warung PK5 Pak Ndut ini tidak terlalu sukar. Begitu sampai di pertigaan pasar Tunggorono Jombang yang ada traffic light-nya, maka langsung saja masuk ke arah pintu masuk pasar. Tepat di situlah Pak Ndut membuka warung bongkar pasangnya setiap maghrib hingga malam. (arohman)