Anda kenal kue Putu? Kalau belum kenal, tentu si manis ini bukanlah putri atau gadis asal Bali. Melainkan sebuah panganan khas beraroma harum, rasanya gurih dan manis, serta sangat lembut saat disantap. Satu lagi, harganya sangat ramah dengan isi kantong.

Meskipun namanya kue Putu –yang sangat erat dengan nama khas orang Bali—namun kue Putu ini identik sebagai makanan tradisional khas Jawa (Indonesia). Kue yang aslinya berbentuk bulat memanjang seukuran baterai ukuran ‘C’ ini warnanya pun khas, yaitu hijau.

Menurut beberapa referensi, kue Putu berasal dari Kerala, India. Entah mulai kapan kue putu ini sendiri masuk ke Indonesia (Jawa) yang kemudian begitu akrab sebagai jajanan nusantara. Yang jelas, sebagian besar masyarakat kita, khususnya yang ada di pulau Jawa pasti mengenal dan pernah mencoba kelezatan kue Putu ini.

Kue Putu dalam penyajiannya juga tak neko-neko, sederhana, tapi mampu mencitrakan sebuah cita rasa. Bahannya juga mudah didapat, bahkan siapa pun dapat mencobanya sendiri karena proses pembuatannya pun tergolong gampang. Komposisi bahan kue yang dominan dengan parutan kelapa berisi gula merah ini antara lain; tepung beras, kelapa, gula pasir, garam, gula merah, juga daun pandan sebagai pengharum sekaligus pewarna hijau khas Putu.

Yang membuat kue Putu ini juga unik adalah cara memasaknya. Kue Putu dimasak dengan cara dikukus dalam tabung-tabung bambu mungil berdiameter sekitar 3cm yang dipanaskan di atas sebuah pemanas khusus. Pemanas khusus itu biasanya terbuat dari kaleng seng yang dilubangi beberapa bagian untuk mengeluarkan uap panas yang berfungsi mematangkan Putu. Sementara di salah satu lubang ditempeli alat semacam peluit yang selalu berbunyi nyaring, “tiuuutttt...!”. Bunyi ini lantas menjadi pertanda tersendiri bagi para penjual Putu keliling.

Tentang rasa, Putu ini tentu gurih karena bahan dasarnya berupa tepung beras ditambah santan, juga parutan kelapa yang ditaburkan. Hampis sama dengan jenis panganan olahan singkong seperti Jemblem yang tengahnya berisi gula merah, Putu juga memiliki efek kejut saat menyantapnya. Bila dalam jemblem gula merah terbungkus rapat di dalam makanan, maka dalam Putu biasanya gula dibiarkan sampai meleleh keluar. Itu juga menjadi eksotika tersendiri dari Kue Putu ini, sebagai penggugah selera sebelum menyantapnya. Apalagi aromanya yang harum dan sedap pasti akan membangkitkan gairah liur siapa pun yang tergoda oleh kemolekan sang Putu ini.

Dalam hal varian, terdapat beberapa macam Putu. Di samping Putu tradisional ini sendiri, juga ada kue Putu Ayu yang tampilannya memang lebih cantik karena dibuat dengan cetakan modern dalam aneka bentuk. Dan khusus untuk Putu Ayu ini tak disertai gula merah. Bahannya pun telah ditambah seperti telur, terigu dan beberapa pelengkap rasa lain. Mungkin juga di beberapa daerah lain di Indonesia terdapat panganan yang hampir sama dengan Putu ini, namun bebeda namanya. Karena di negera Melayu lainnya, seperti Singapura dan Malaysia juga ditemui makanan hampir sama persis dengan kue Putu namun namanya berbeda. Sudahkah Anda mengudap kue Putu? (arohman)