Tour ziarah Madinah rasanya tidak ada bosannya. Tapi waktu jua yang membatasi kami untuk tidak bisa lebih lama dan lebih banyak lagi mengeksplore kota Rasulullah.
Matahari sudah semakin ke tengah, hampir mendekati puncak kepala. Panas pasti. Karena di Arab hanya ada dua suhu; panas dan sangat panas.
Meninggalkan percetakan Alquran Raja Fahd, beranjaklah bus yang mengantar kita menuju jalan balik ke Gloria Hotel di dekan pintu 16 Nabawi.
Tak berselang lama bus melaju, jemaah diajak melewati jalan raya beraspal mulus. Di sisi kiri jalan raya tampak perbukitan yang di atasnya kelihatan tumpukan batu-batu beraturan rapi menyerupai benteng, kondisi dari kejauhan tampak ada yang kokoh dan sebagian lagi berupa reruntuhan tapi masih jelas kelihatan seperti benteng kuno. Ternyata itulah saksi sejarah Perang Khandaq, perang terakhir yang diikuti Rasulullah.
Sembari menikmati kudapan yang disiapkan motowif berupa roti Seven Days dan sebotol Almarai rasa mangga, di atas bus yang ber-AC sejuk yang terus melintasi jalan balik ke Kota Madinah, di sisi kanan jalan kami ditunjukkan masjid Qoblataian. Meski kami tak singgah, tetapi motowif kami bercerita bahwa masjid Qiblatain dulu mempunyai dua mihrab. Mihrab pertama menghadap ka'bah di Masjidil Haram Makkah dan mihrab satunya menghadap ke Masjidil Aqsha di Palestina. Belakangan pemerintah Arab Saudi sedikit merenovasinya untuk mengonsentrasikan hanya ke kiblat Mekkah. Meski demikian mihrab masjid dengan dua menara dan kubah besar ini masih menandai letak mihrab yang menghadap ke Masjidil Aqsha.
Setengah jam akhirnya kami sampai kembali di hotel, dan bersiap wudhu untuk menunaikan jamaah zuhur di masjid Nabawi.
Kami berburu salat fardhu berjamaah di Nabawi karena nabi pernah bersabda,
“Salat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 salat di masjid lainnya selain Masjidil Haram.” Hadis rimawat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah R.A.
“Salat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 salat di masjid lainnya selain Masjidil Haram.” Hadis rimawat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah R.A.
Semoga kita semua mampu istiqomah menjaga salat fardhu berjamaah di manapun berada. Karena salat berjamaah lebih baik daripada salat sendirian dan berpahala 27 derajat. Amin...