Awal pekan lalu (10/5) saya mendapat undangan makan siang. Seperti biasanya kesempatan seperti ini saya gunakan untuk sekaligus mencoba rasa menu istimewa depot atau tempat makan yang telah dirujukkan. Kebetulan siang itu kami bersepakat makan siang sambil mengobrolkan sesuatu di Depot “Selamet” yang berada persis pojokan bangjo (abang ijo) alias traffic light Jl. Dr Moestopo sebelah kantor PDAM Surabaya, namun secara admisnistratif ikut wilayah Dharmawangsa. Tepatnya Jl. Dharmawangsa 6B Surabaya Timur.

Sepintas tempatnya tampak dari luar tak seberapa menjanjikan, karena kelihatan kecil dan pasti bising oleh lalu lalang kendaraan karena posisinya persis di pinggiran jalan. Tapi begitu masuk, ternyata di dalamnya terdapat ruangan cukup representatif untuk makan siang sekaligus bicara serius dengan rekanan.

Ruangan dalam itu ukurannya sekitar 6 x 8 meter dengan jajaran meja makan sebanyak 24 yang masing-masing dipasangi 4 buah kursi. Kondisinya lumayan bagus, dilengkapi pendingin ruangan dan pesawat televisi untuk menemani menyantap hidangan yang tertera di menu. Beberapa menu utama itu fotonya juga dipampang dalam pigura di dinding ruangan. Ada menu nasi goreng hongkong, sup buntut, sup asparagus, dan menu-menu istimewa andalan mereka yang berbasis chinese food.

Saya belum pernah mampir apalagi menyantap menu-menu istimewa depot “Selamet”. Begitu pun teman yang mengundang saya. Katanya dia dulu pernah mencoba minuman jusnya yang segar dan lega. Itu pun dia nikmati sepintas lalu di bagian luar depot yang berhadapan dengan jalan raya yang bising tersebut. Dia saat itu belum tahu bila ada ruangan nyaman di dalam, di balik dapur depot sebelah meja kasir.

Tak lama kami berbincang, akhirnya kami putuskan memesan menu masing-masing. Telebih dahulu teman saya memesan sup buntut dengan dua piring nasi putih. Agar tidak sama menu, saya kemudian memilih sup jagung kepiting. Awalnya tak ada masalah. Ketika sup datang dibawa pelayan ke meja makan kami, kemudian menyusul dua porsi nasi putih yang dengan lahap kami nikmati berdua. Sup ditempatkan dalam mangkuk ukuran besar penuh dengan kuah sup dan beberapa irisan daging dan tulang iga sapi. Tampak juga irisan wortel beberapa potong sebagai garnis dan penggugah selera.

Nah, masalah baru muncul ketika sup jagung kepiting pesanan saya datang. Kok masalah? Masalahnya dimana? Porsinya gilaaa bener. Satu mangkuk jumbo besar, hampir seukuran baskom. Lha siapa yang bisa menghabiskan sup sebanyak itu. Apalagi kami berdua baru saja menyantap sup buntut sebagai menu utama makan siang. Kami berdua bengong dan saling pandang.

Begitu pelayan berlalu dari meja kami, kami pun saling lempar tawa, sebelum mengambil mangkuk sup kecil beserta sendoknya yang telah disediakan untuk mengudapnya. Saya cukup menikmati kelezatan sup jagung kepiting tersebut. Di dinding tidak terpampang fotonya. Yang terpampang hanyalah sup asparagus yang bentuk dan rupanya mirip sekali dengan hidangan yang sedang kami nikmati perlahan-lahan. Sampai akhirnya kami berdua hanya mampu menghabiskan beberapa seruputan sup yang kami pindahkan ke mangkok makan. Dan alternatif terakhir adalah membawa pulang sisa sup tersebut dengan meminta tolong pelayan untuk terlebih dahulu membungkusnya.

Nah, setelah mendapati pengalaman lucu tersebut, kami pun coba memperhatikan suasana sekitar dalam ruangan depot “Selamat”. Ternyata para pengunjung lain yang makan di sebelah dan depan meja kami memesannya menunya hanya satu macam menu utama untuk dimakan berdua. Dan benar sekali, memang depot “Selamet” memiliki ciri khas yaitu menyajikan menunya dalam porsi untuk dimakan lebih dari satu orang. Jadi, lain kali kalau makan di sana pasti saya akan mengajak lebih dari satu orang supaya bisa menghabiskan menu yang disajikan. Mubazir kan kalau sudah dibayar namun tak dimakan. Seperti pengunjung yang ada di belakang meja kami. Rupanya mereka seperti kami, belum pernah mampir dan makan di depot “Selamet” sehingga dalam satu meja pesan beberapa menu. Alhasil menu-menu itu hanya diacak-acak setelah hanya memakan sebagian kecilnya.

Soal kualitas rasa dan penyajiannya, depot “Selamet” boleh dikatakan cukup enak dan bagus. Hampir seluruh menunya enak-enak dan harganya cukup terjangkau. Meski kuantitasnya banyak, harganya tergolong standar, lho… Tak percaya? Silakan mampir dan coba sendiri deh. Tapi sekali lagi ingat, bawalah teman untuk makan di sana. Hahaha…

Usai makan kenyang dan menghabiskan sebotol temu lawak dengan campuran es batu, akhirnya saya pun balik ke kantor dengan menahan kantuk. (arohman)

DAFTAR MENU ANDALAH

Bakmi Goreng. Rp. 18.000,-

Nasi Goreng Kepiting. Rp. 18.000,-

Koloke Main. Rp. 22.000,-

Angsio Tahu. Rp. 21.000,-

Fu Yung Hai. Rp. 21.000,-

Sup Buntut Rp. 22.000,-

Sup Jagung Kepiting Rp. 35.000,-