Jalan panjang masih menyertai perjalanan umroh kami. Meski begitu waktu berasa sekejap saat berada di Madinah. Semua akan berlalu begitu saja bila tidak dimanajemen dengan baik. Senyampang di kota Rasul, waktu ibadah yang harus jadi prioritas, khusunya jamaah lima waktu plus sunnahnya. Walau demikian menjaga kesehatan juga sangat penting, supaya energi bisa seimbang. Maklum sebagian waktu lainnya akan digunakan untuk menjelaskan wajib umroh di Makkah beberapa hari berikutnya.
Yang utama di Madinah adalah berburu Roudho. Semua berkejaran mendapatkan tempat salat dan berdoa di antara mimbar dan mihrab rasul. Tempatnya di ujung depan bagian kiri masjid Nabawi atau lurus dari pintu Babussalam - Pintu Baqi. Di ujung sana itu juga terdapat makam Rasulullah S.A.W dan sahabat Abu Bakar R.A juga Umar bin Khattab R.A.
Alhamdulillah malam pertama di Nabawi aku ditemani mas Eko Prasetyo (Mediaguru) dan seorang kawan dari Unemed Medan langsung berniat berburu Roudho saat salat jamaah isyak.
Upaya kami pertama ialah dengan mendekat secepat mungkin ke Roudho usai salat jamaah selesai. Begitu tiba lurus di Babussalam semua jemaah sudah mulai berdesakan. Waktu jemaah pria agak leluasa pilihan waktunya. Sementara jemaah perempuan ada waktu-waktu khusus. Tempat jemaah pria-wanita dipisahkan sekat khusus berbahan finil tebal setinggi dua meteran.
Keterbatasan tempat di Roudho akhirnya menjadikan ujian kesabaran tersendiri bagi setiap jemaah. Mulai dari arah Babussalam ada sekitar 4 sekat yang dijaga oleh askar (petugas keamanan). Setiap bagian sekat dibuka bergiliran per 20 menit, kadang lebih. Dalam satu sekat berisi antara 40-60 orang. Dan begitu sekat yang terdekat Roudho dibuka, jemaah langsung berburu posisi untuk salat kemudian memanjatkan doa. Di Roudho atau taman surga inilah Rasulullah mengatakan bahwa setiap doa yang dipanjatkan hambanya akan dikabulkan Allah.
Amin... allahumma amin...