Salat subuh tadi, pada rakaat kedua, imam Masjid Nabawi membaca surat Al Ahzab mulai ayat 21.
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat.”
Hati ini langsung terenyak. Ketika kami salat berjamaah sekaligus pamit ke Baginda Rasul untuk meninggalkan Madinah guna menuju Makkah, kok bisa ayat tersebut yang dibaca. Ini tentu bukan kebetulan. Semoga itu bagian dari cara Allah mengingatkan kita semua untuk selalu meneladani Rasulullah Muhammad SAW.
Empat hari di Madinah serasa sekejap. Meski kami telah menapaktilasi perjuangan Rasul bersama para sahabatnya, kami ingin diberi kesempatan lagi untuk datang di kota yang aman ini.
Sekitaran masjid Nabawi telah terjelajahi dengan aneka kisah teladan ala Rasul dan sahabat. Di antaranya berurutan ke masjid Ghulam (tempat Rasul khutbah di lapangan sisi Nabawi yang kemudian diteduhi oleh awan). Geser ke kanan ada masjid Abu Bakar. Lanjut lagi ke kenan agak memutari pasar, ada masjid Sayyidina Ali bin Abi Thalib R.A.
Bergerak agak keluar sebelum makam Baqi ada masjid Ijabah.
Dinamakan masjid Ijabah karena di masjid inilah Rasulullah berdoa tiga hal; dua diijabahi Allah dan satu ditangguhkan.
Tiga doa yang dipanjatkan Rasul, pertama berdoa memohon agar Allah tidak membinasakan umat Muhammad dengan kekeringan dan kelaparan. Doa ini langsung dijawab dan dikabulkan oleh Allah.
Selanjutnya Rasul berdoa lagi. Dalam doa keduanya, Rasul memohon agar Allah tidak membinasakan umat Muhammad dengan menenggelamkan. Doa ini juga dikabulkan Allah.
Rasul pun kembali berdoa. Di doanya yang ketiga, Baginda memohon agar di kalangan umatnya tidak ada fitnah dan perbedaan (khilafiyah). Nah, doa inilah yang ditunda oleh Allah SWT.
Semoga kita semua dapat dipersatukan dalam kebahagiaan yang sesungguhnya fiddini waddunya wal akhirah. Amin...