Bosan dengan makanan tradisional tapi enggan menyantap sajian western dan chinnese food, cari solusi saja di warung arabian food.

www.arrohman.blogspot.com BERJALAN-jalan ke kawasan Ampel Surabaya memang sarat makna dan kenangan. Apalagi saat menjelang dan selama bulan puasa seperti sekarang. Tidak hanya mendapati kepuasan wisata religi saja di sana, aneka sajian kuliner berbagai daerah yang cukup ‘langka’ juga bisa dijumpai, misalnya saja restoran atau warung makan timur tengah berbasis masakan Arabian Food.

Tampilan Nasi Kebuli yang begitu menggoda selera. (repro from resepimamablogspot).

Ada beberapa tempat makan timur tengah di sana yang namanya cukup kesohor. Ketika menjejakkan kaki di sana, selain depot Al Mutlik dan Yamman, warung ‘Madinah’ jangan sampai dilewatkan. Kenapa demikian? Karena warung tersebut cukup dikenal masyarakat sekitar dan warga Surabaya sebagai penyedia makanan timur tengah jempolan dan cukup berpengalaman.
Betapa tidak, sejak berdiri tahun 1973 hingga sekarang, warung ‘Madinah’ tetap eksis menjajakan menu yang sama, yaitu menu-menu khas Timur Tengah yang mengundang selera. Jangan harapkan pengunjung di sana mencari makanan populis macam nasi rawon, soto, atau nasi rames, yang ada hanyalah sate dan gulai. Itu pun mayoritas berbahan dasar kambing. So, yang punya tekanan darah tinggi mohon tiarap dulu dech untuk saat ini.

Nasi Kebuli Duplikasi Nasgor
Warung ‘Madinah’ yang mempredikatkan diri sebagai tempat makan spesialis Arabian Food, tentu tidak akan menyimpang dalam menyajikan menu dagangannya. Kambing oven, roti maryam, nasi goreng kambing, sate dan gulai kambing, kikil kambing, krengsengan kambing, sampai nasi kebuli bisa dibeli di warung yang beralamat Jl. Kalimas Udik ini.

H. Anas Baya’sud salah satu pewaris racikan khas resep keluarga Depot Madinah. Anas juga membuka cabang Depot Madinah di Jl. Genteng Kali (pojok Gemblongan depan Siola).

Paling khas dari masakan timur tengah ini adalah kambing oven dan nasi kebuli. Nyaris seluruh depot timur tengah menjual menu potongan kambing yang dipanaskan dalam oven ini sebelum disantap. “Paling khas dan banyak diburu di warung arabian food adalah kambing oven. Ini memang makanan khas arab yang banyak disukai orang, di warung saya saja cepet ludes,” kata H. Anas Baya’sud, pewaris warung ‘Madinah’ dari orang tuanya, saat berbincang di depan kedai tendanya di Lapangan Makodam Brawijaya Surabaya untuk memeriahkan FJB 2008.
Selain kambing oven, nasi kebuli kerap jadi incaran pengunjung. Menurutnya, nasi kebuli adalah makanan timur tengah yang banyak dicari karena aromanya yang khas dan mampu mengenyangkan. Bagi sebagian orang, nasi kebuli dianggap masakan khas yang menyerupai nasi goreng. Sekilas memang tampilannya mirip, tapi untuk rasa dan aroma sangat berbeda.
Bagi yang pertama melihat nasi kebuli, tidak salah bila menyebutnya nasi goreng. Bila dirasakan, aroma kencur dan kunyit pada nasi kebuli begitu kuat. Berbeda dengan nasi goreng jawa yang lebih beraroma bawang. Sepintas bentuk nasi kebuli juga mirip dengan nasi briani, yang membedakan hanya warnanya, nasi briani berwarna lebih kuning. Nasi kebuli dan nasi briani sama-sama menggunakan lauk daging kambing, terkadang ada juga tempat makan yang menggunakan potongan daging ayam sebagai lauknya.
Bahan dan bumbu nasi kebuli di tempat makan ini masih memanfaatkan bawang goreng, kayu manis, cengkeh, pala, kapulaga, bunga peka, serai, daun jeruk, dan minyak samin. Karena menggunakan masakan khas Arab, maka warung ‘Madinah’ menggunakan potongan daging kambing dan tulang muda sebagai lauknya.
Cara memasaknya pun sama, diawali dengan menumis bumbu hingga harus lantas memasukkan santan dan masak sampai jadi karonan. Setelah itu baru proses pengukusan sekitar 30 - 45 menit lantas dilanjutkan dengan menambah minyak samin, aduk rata, dan dihidangkan selagi hangat.
Nyamm…kenikmatan nasi kebuli siap disantap selagi hangat dengan lauk potongan daging kambing yang empuk. “Cara masaknya sama. Cuma di warung Madinah menggunakan resep keluarga yang dimasak oleh juru masak keluarga yang ahli secara turun-temurun. Itu yang membuat kami beda dengan tempat lain yang menjual nasi ini (kebuli). Kalau dibilang koki kami itu khusus,” kata H. Anas, ketika ditemui FR dan VENUS di ajang Festival Jajanan Bango (FJB) 2008 Surabaya, Mei lalu. *