Cantik luar-dalam merupakan tuntutan utama pada setiap wanita. Apalagi bagi mereka yang sudah bersuami dan memiliki anak. Pasangan pasti senantiasa menuntut ’layanan prima’ setiap saat. Terutama untuk urusan servis di atas ranjang. Solusinya mungkin bisa melirik vaginoplasti.


SUDAH kodrat-Nya, wanita harus melahirkan. Bagi mereka yang memungkinkan untuk tidak mengalami proses persalinan alami, metode bedah Caesar dapat dimanfaatkan sebagai alternatif, sehingga kondisi organ intim kewanitaan (vagina) relatif terpelihara dari pelebaran. Sementara bagi mereka yang memilih persalinan biasa, tentu sedikit banyak hal itu akan menyebabkan perubahan dalam bentuk dan kelenturannya, sehingga diperlukan sebuah upaya khusus guna memulihkannya seperti sedia kala.
Mengapa demikian? Karena vagina merupakan lubang panjang yang dimulai dari himen (selaput dara) sampai ke serviks (leher rahim). Sementara dinding-dindingnya ditutupi mukosa yang berlipat sehingga pada saat persalinan dapat melebar sampai 10 cm dan kembali pada ukuran normal sekitar 4 sentimeter, dalam waktu kurang dari 40 hari (masa nifas). Demikian dikatakan oleh dokter spesialis kandungan dr. Indrarta Soekotjo, Sp.OG.
“Secara anatomi, vagina itu didukung beberapa otot dan ligamen (pita jaringan ikat). Otot-otot ini yang bekerja pada alat kelamin (vagina) wanita, baik tertutup atau mendatar. Umumnya, persoalan longgar-tidaknya vagina wanita ada pada otot-otot vagina ini, oleh karena itu bagian tersebut yang akan diperbaiki para dokter Obstetri Ginekologi dengan melakukan bedah Vaginoplasti,” tambah spesialis kandungan Rumah Sakit Haji Surabaya ini kepada VENUS.
Jadi, agar suami tetap merasa mendapat jatah yang memuaskan, para istri harus selalu memberi layanan terbaik, terutama dalam masalah hubungan seksual dengan pemeliharaan organ intim secara benar dan teratur. Agar kelenturan vagina singset selalu dan bikin suami betah di rumah, diperlukan upaya peremajaan. Terutama bagi wanita yang telah mengalami proses persalinan dua kali atau lebih.
Biasanya, wanita yang bersalin melalui dokter atau paramedis memang tak perlu khawatir, karena pasti akan mendapatkan jahitan episiotomi. “Saat melahirkan, wanita akan mengalami perobekan vagina dan akan dilakukan jahitan episiotomi guna memulihkan kondisi sobekan setelah menjadi jalan bayi,” terang Indrarta.
Kondisi vagina pascamelahirkan tentu ‘rasanya’ tidak sekenyal semasa perawan atau sebelum melahirkan. Oleh sebab itu, menurut Indrarta di samping jahitan episiotomi, sebenarnya diperlukan upaya tambahan, seperti vaginoplasti yang kini tengah tren dan cukup digandrungi para kaum istri di Surabaya.

Biaya Rp 2 Jutaan
Vaginoplasti memang solusi manjur bagi mereka yang menginginkan kehangatan rumah tangganya pulih kembali sebagaimana masa-masa pengantin baru dulu. Apalagi biaya yang butuhkan relatif murah, yaitu sekitar Rp. 2,5 juta – 5 juta rupiah. Bergantung rumah sakit tempat melakukan operasi.
“Ditinjau dari segi klinis, vaginoplasti sudah lama dilakukan untuk kepentingan kesehatan. Dulu vaginoplasti dilakukan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Namun kini lebih dikenal untuk kepentingan estetika. Malah popularitasnya sudah mengalahkan kepentingan terapi (klinis),” kata dr. Indrarta Soekotjo.
Menurutnya, vaginoplasti memberikan nilai tambah bagi yang melakukan. Setidaknya setelah reparasi, vagina akan kembali normal atau paling tidak mampu mengembalikan kondisi organ intim sampai 80 persen seperti aslinya. Baik dalam hal kecantikan bentuk maupun daya cengkeramnya.
Vaginoplasti sebanarnya diperuntukkan melakukan operasi rekonstruksi, misalnya untuk menangani kasus kelainan vagina seperti septum longitudinal (adanya dua lubang vagina), atau pembentukan lubang pada wanita yang memiliki lubang vagina terlalu kecil. Bisa juga operasi dilakukan karena labia besar sebelah, vagina tidak terbentuk sempurna (agenesis vagina) dan penanganan kasus-kasus kewanitaan lainnya. Dan tujuan dilakukannya operasi vaginoplasi itu adalah agar vagina menjalankan fungsinya dengan baik, antara lain untuk jalan lahir bayi, mengeluarkan darah selama menstruasi, dan yang utama dan terpenting untuk melakukan hubungan seksual tentunya.
Manfaat melakukan operasi vaginoplasti memang telah banyak dirasakan oleh pasangan suami-istri yang mencobanya. Karena diakui oleh para pakarnya bahwa setelah melakukan vaginoplasti wanita akan merasa kembali perawan. Sebab, dalam vaginoplasti yang diperbaiki bukan hanya bentuk bibir dan permukaan vagina, melainkan juga memperbaiki jaringan otot yang melar akibat proses melahirkan dengan cara dipotong untuk selanjutnya dirapatkan kembali, serta dibentuk agar tampak lebih cantik dan mungil bak kepunyaan para gadis.
Itulah sebenarnya tujuan utama operasi permak vagina ini. Karena tujuannya adalah memang untuk memfungsikan kembali organ seks utama wanita ini seperti semula, agar sewaktu berhubungan seks mampu menghasilkan penetrasi secara maksimal dan menghadirkan orgasme sekaligus memuaskan suami.

4 Minggu Bisa ML Lagi
Namun meskipun sudah populer untuk menangani kasus peremajaan organ seks bagi wanita, tindakan vaginoplasi bukanlah operasi yang bisa dilakukan begitu saja. Melainkan harus benar-benar sebagaimana peruntukannya. Sebab, vaginoplasti yang termasuk bagian dari ilmu bedah ini selain mengembalikan fungsi organ (meremajakan kembali), yang utama adalah tetap memperhatikan nilai estetika dan keindahan.
“Ada batasan-batasan tertentu mengapa seseorang yang mau melakukan vaginoplasti harus patuh pada syarat-syarat rumah sakit, karena dikhawatirkan ilmu medis yang satu ini digunakan untuk sesuatu yang menyimpang. Oleh sebab itu, tidak sedikit rumah sakit yang menolak melakukan operasi vaginoplasti untuk kepentingan transseksual,” kata Dr. Marsianto Sp.OG. K.
Kini juga telah banyak digunakan teknik rekonstruksi vagina lebih modern, yaitu dengan cara insisi atau dibuat irisan antara vagina dan anus. Tindakan ini dilakukan untuk menarik otot agar menjadi kencang kembali. Lewat cara ini, penyempitan akan terjadi secara alami.
Karena itu vaginoplasti benar-benar diberlakukan bagi wanita normal dengan syarat-syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi sebelum diambil tindakan operasi. Disarankan oleh dr. Marsianto, bila Anda merasakan sejumlah gejala kelainan vagina-- baik akibat melahirkan maupun bawaan dan lain-lain--, perlu segera berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri-ginekologi. Di sana dokter akan menampung segala keluhan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dan juga pemeriksaan colok dubur untuk mengetahui penunjang vagina sekaligus pengecekan keberadaan jarak anus dengan vagina. Setelah itu, diambil simpulan tentang perlu-tidaknya dilakukan pemeriksaan genetik (kromosom dan sel kromatik) dan pemeriksaan dengan menggunakan ultrasonografi (USG).
Setelah semua beres, Marsianto mengungkapkan baru kemudian bisa dilakukan tindakan operasi vaginoplasti yang berlangsung kurang lebih 1-1,5 jam saja, dan tak berapa lama vagina pun sudah kembali seperti semula. Pascaoperasi pun tidak ada pantangan dan tindakan khusus bagi pasien atas Mrs. V barunya. Tinggal menjalani masa pemulihan sekitar 4-5 minggu.
“Jika semuanya sudah kembali normal dan merasa tidak ada nyeri lagi, maka vagina tersebut sudah bisa ‘dipakai’ lagi,” kata Indrarta. Pasti Anda akan menemukan kembali sensasi malam pertama untuk kali kedua.

Dimana Melakukan Vaginoplasti?
Lalu dimana tempat bisa melakukan operasi vaginoplasti? Bagi Anda yang berada di Surabaya bisa langsung ke Rumah Sakit Dr. Soetomo - Bagian Obstetri Ginekologi, Jl. Prof. Dr. Mustopo No. 6-8 Surabaya 60286. Telepon (031) 5501000, Faks (031) 5028735. (www.arrohman.blogspot.com)