Bicara hidangan lebaran, tentu banyak sekali jenis dan variasi menunya. Silih bergantinya tamu ke rumah, pasti tidak akan mudah bagi tuan rumah dalam menyediakan hidangan. Nah, alternatif paling gampang dalam menjamu tamu istimewa adalah dengan ’menggiringnya’ ke resto/depot/warung bermenu khas.

www.arohman.co.cc SEORANG kawan yang saya tamui saat lebaran kemarin melakukan hal seperti itu. Agaknya dia memilih kepraktisan dan menghindari capek memasak dan membersihkan piring dengan mengajak saya makan di sebuah depot khas tak jauh dari rumahnya. Di samping itu, agaknya dia juga sangat mengapreasiasi saya beserta seorang teman jurnalis yang cukup sering mencicipi menu-menu khas di penjuru Surabaya dan sekitarnya. Sehingga akhirnya, dia pun memasrahkan pilihan kepada saya. Dan, menujulah kami ke depot Karmen 29 yang menyediakan menu spesial khas Solo berupa Tengkleng dan Sate Buntel.
Tengkleng merupakan menu berkuah dengan isi berupa tetelan tulang kambing dengan sedikit daging yang masih melekat. Tulang-tulang tetelan tersebut merupakan bagian tersisa setelah daging utamanya diambil sebagai bahan utama sate.

Pada kebanyakan warung sate di Surabaya, tetelan kebanyakan dibuat gulai. Namun khusus di depot Karmen 29 ini tulang-tulang tersebut disulap jadi Tengkleng. Tapi, sekilas sih menu kita ini juga seperti gulai, hanya saja kuahnya tanpa menggunakan santan. Istimewanya lagi juga tanpa penyedap rasa. Aroma dan rasa gurihnya murni berasal dari komposisi garam dan mungkin gerusan kemiri.
Tengkleng termasuk menu paling anyar di depot Karmen 29. Sebelumnya menu favorit di sana adalah Tongseng, yang bahannya dasanya juga tak beda jauh dengan Tengkleng yang kita santap hari itu.
Soal rasa mungkin Tengkleng memang tidak begitu istimewa, namun yang mengasyikkan adalah saat harus melalap daging-daging yang lengket di tulang-tulang itu sembari mengisapnya dalam-dalam. Apalagi kalo mendapatkan tulang belakang dengan sumsum yang begitu maknyusss. Tak cukup dengan sekali sedot, karena ada rasa ketagihan dalam mengisap tulang-tulang kambing tersebut.
Tengkleng disajikan dalam piring penuh dengan taburan bawang goreng. Bagi yang suka jeruk nipis bisa juga juga ditambahkan sebagai pelengkap rasanya. Dan sebagai pendamping utamanya adalah nasi dalam piring lainnya. Di tempat asalnya sana, di Solo, Tengkleng disajikan di atas pincuk daun pisang.
Untuk melengkapi kenikmatan Tengkleng, makin afdol dengan hadirnya Sate Buntel. Sebab, gurih dan manisnya kecap sate buntel dapat melengkapi kenikmatan bersantap di depot Karmen 29. Apalagi penyapu dahaganya adalah es beras kencur yang betu-betul kemelenyer di tenggorokan. Benar-benar jamuan lebaran teristimewa tahun ini. Kapan-kapan lagi masih mau dong diajak mampir lagi ke sana… (*)