Malam akhir-akhir Ramadhan, ternyata membawa berkah tersendiri bagi Bu Medi. Penjual Kikil Sapi di Raya Pagesangan Surabaya (depan pabrik korek) ini dengan senyum lebar menutup warung tendanya yang berdindingkan tembok pabrik, meski waktu masih menunjukkan pukul 19.00 WIB.
Dua panci besar kikilnya telah habis, karena semenjak buka pada jam 4 sore, pembeli silih berganti minta dibungkus untuk dibawa pulang dan sebagian lainnya makan di tempat. Tak ayal ketika bertandang ke sana kemarin, saya pun hanya kebagian sisa-sisa kikil plus tulang. Tak apalah, saya termasuk beruntung karena petang itu masih kebagian kesedapan kikil Bu Medi yang maknyus. Karena banyak juga calon pembeli yang kecewa karena tidak kebagian. So, sebelum mudik lebaran meninggalkan Surabaya, makin lengkap rasanya setelah menyantap kikil khas Sepanjang ini.
Bu Medi merupakan salah satu penjual Kikil yang maknyus di Pagesangan. Meskipun namanya masih kalah populer oleh Kikil Pak Said, namun soal rasa kok menurut saya lebih unggul Bu Medi.
Nah, di balik kesuksesan Bu Medi mampu memiliki pelanggan setia, yang secara otomatis pula memastikan pundi-pundi rupiah baginya, ternyata menyimpan perjuangan tersendiri.
Bu Medi sendiri pada awalnya hanyalah seorang penjual jajanan, bukan kikil seperti sekarang. Karena rumahnya bersebelahan dengan Pak Said (pemilik kikil Pak Said), maka suatu waktu disarankan oleh Pak Said untuk berjualan kikil tak jauh dari tempat mangkalnya. Siapa tahu ada pelanggan kikil yang bisa mencoba dan kemudian menjadi pelanggannya.
Hari-hari penuh panjang mencari dan menunggui pelanggan datang pun dilewati Bu Medi dengan penuh kesabaran. Apalagi, saat itu dia jualan juga hanya sebagai penunjang sang suami yang bekerja sebagai sopir.
Tuhan sangat adil, setelah satu-dua orang datang ke warung Bu Medi, ternyata kebanyakan dari mereka merasakan kikilnya lebih terasa dibandingkan di tempat lain. Maka hal itulah yang diperhatikan oleh Bu Medi, sehingga dia selalu menjaga keutuhan bumbu guna menjamin rasanya tak pernah berubah dari waktu ke waktu.
Kini, sudah banyak pelanggan yang selalu mampir untuk menyantap kikil Bu Medi, ketika melintas di Raya Pagesangan depan pabrik korek. Setiap hari Bu Medi buka mulai jam 4 sore dengan menghabiskan 4 stel kikil (16 kaki sapi), yang biasanya setelah diolah bisa menjadi 70-100 porsi kikil siap santap.
Harga per porsinya Rp. 7000. Tentu tidak mahal bila dibandingkan kenikmatan yang diberikan. Apalagi kikil Bu Medi ini sangat lembut dengan bumbu yang sangat pas dirasa. Apalagi kalo sudah ditambahi perasan jeruk nipis dan kecap, hemmm... tercium aromanya langsung bikin ngilir. Tak heran anak saya yang masih 2,5 tahun pun suka ketika saya cobakan. Apalagi yang suka makan-makan di luar seperti saya. Kalo mo info lebih lanjut bisa kontak Bu Medi di 031-783-43789.(arohman)