Alquran sebagai kitab suci kita ternyata juga sangat perlu dinapaktilasi. Mushaf Alquran yang biasa kita baca selama ini memiliki perjalanan panjang dan tetap terjaga keontentikannya, asli firman Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril AS.

Barokallah... dalam citytour Madinah kami diberi kesempatan mampir dan menyaksikan sejarah penting ini di Museum Alquran. Letak museum ini tepat di balik pagar selatan pelataran Nabawi, gerbang pagar 5. Jadi untuk mencapainya tak perlu transportasi khusus. Tinggal jalan kaki 300 meteran dari Babussalam sampe deh.

Untuk masuk ke Museum Alquran ini gratis. Pengunjung hanya diminta booking terlebih dahulu melalui WhatsUpp. Biasanya janjian untuk bisa masuk dilakukan oleh biro travel yang mendampingi rombongan jemaah umroh. Bila tidak, maka petugas yang jaga di depan pintu masuk tidak melayani, dan mengutamakan rombongan yang telah mbooking duluan. Mengapa demikian? Karena melalui booking juga membantu petugas dalam mengunpulkan poin bagi kinerja mereka. Di samping itu juga untuk menyiapkan petugas (tour guide) museum sesuai bahasa asal pengunjung. Meski demikian rombongan atau pengunjung yang tidak melakukan booking terlebih dulu tetap dilayani meski harus lebih sabar untuk diperbolehkan masuk.

Tiba giliran rombongan kami masuk museum Alquran. Seorang tour guide asal Indonesia menemani kami menjelajahi museum. Dia adalah anak muda master, dan sedang kuliah di Universitas Madinah. Cara presentasi dan memaparkan segala informasi tentang Alquran dari tahun ke tahun luar biasa gamblang. Sepintas gayanya presentasi mirip KH Nasaruddin Umar (imam besar Masjid Istiqlal Jakarta).

Dua objek yang paling menarik di dalam Museum adalah keberadaan Mushaf Alquran asli zaman khalifah Ustman bin Affan yang tanpa tanda baca sama sekali (kharokat dan lain sebagainya). Dipaparkan oleh tour guide museum secara singkat namun sangat gamblang, mulainya ditulisnya mushaf Alquran dari masa ke masa hingga sempurna seperti saat ini.

Kedua objek yang paling menarik adalah Alquran tulisan tangan kemudian setiap tulisannnya disulam menggunakan benang yang dikerjakan oleh seorang wanita asal Pakistan, Naseem Akhtar.

Wanita yang sudah berumur 63 lebih itu telah mewakafkan Alquran tulisan tangan dan bordiran benang di atas kain katun itu kepada Museum Alquran Madinah. Masih menurut mas guidenya, Naseem Akhtar menulis dan membordir Alquran sejak usia 30 tahun. Dimulai tahun 1987 sampai 2018. Dikerjakannya setiap usai salat malam sembari menghabiskan sepertiga malam terakhir. Subhanallah....

Bahkan Alquran tulisan dan bordiran tangan seberat 60kg itu pernah ditawar untuk dibeli dengan harga sangat mahal. Namun, Naseem Akhtar lebih memilih mewakafkan untuk kepentintan agama Islam, dengan menyerahkannya ke Museum Alquran di Madinah.

Usai melewati ruang quran yang ditulis mengunakan sulaman tangan, kami diarahkan ke ruang berlayar eletronik besar. Mungkin layar eletronik itu berukuran 5 x 2 meter. Di sana kami tetap dipandu dan diajak menyaksikan sejarah peradaban bangsa Arab masa jahiliyah hingga berubah menjadi Islam berkat turunnya Alquran. Video yang ditampilkan tidak lebih dari 10 menit, namun mampu membuka pikiran dan wawasan kita tentang keutamaan dan kemulyaan Alquran.

Mas tour giude museum juga bertanya kepada kami, adakah yang mengetahui ayat yang paling mulia? Sebagian dari kami menjawab Ayat Kursi. Dan dibenarkan oleh beliau. Disampaikannya bahwa siapa yang membaca ayat kursi setiap usai salat fardlu, insya Allah diberikan surga untuknya.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setelah selesai shalat, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian” (HR. An Nasa-i).

Sementara surat paling mulia dalam Alquran, adalah Surat Al-Fatihah. Oleh karenanya setiap muslim harus bisa dan menghafal Al-Fatihah, sebab selama salat kita wajib membaca surat yang disebut ummul qura ini.

Di penutup kunjungan kami di Museum Alquran, kami diajak ke toko Quran terbitan Madinah yang ada di pinta keluar. Pengunjung bisa membeli Alquran sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tanah air atau untuk diwakafkan di Masjid Nabawi atau untuk Masjidil Haram di Makkah. Kami diberi diskon khusus, dari harga 40 Real per mushaf, menjadi 105 Real langsung dapat tiga mushaf.

Mas guide mengingatkan kepada kami untuk senantiasa berupaya maskimal mampu menguasai Alquran. Karena nanti setiap muslim akan dimasukkan surga sesuai tingkat hafalan qurannya.

Wallahualam. Semoga kita dan anak turun kita mampu menjadi generasi qurani. Dan faa insya Allah lain waktu giliran sampeyan semua merasakan hal yang sama seperti kami; bisa mengunjungi Musium Alquran dan mengambil hikmahnya.

Allahumma sholli alaa sayidina Muhammad.