Bila sebelumnya sudah mengunjungi dan menyaksikan isi dan koleksi penting museum Alquran Madinah, sehari berikutnya kami diajak melihat langsung percetakannya. Adalah Percetakan Alquran Raja Fahd, sekitar 10 Km dari pusat kota Madinah Al Munawaroh.

Letak kompleks percetakan Alquran terbesar di dunia ini berada di sisi kanan jalan, sementara sisi kiri jalan adalah perbukitan yang dijadikan salah satu istana raja Arab Saudi.

Suasana parkiran luar berjajar bus-bus pengantar jemaah. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia. Termasuk di antaranya jemaah dari Indonesia.

Tak perlu berjalan lama, pengunjung sudah langsung disambut petugas keamananan di gerbang percetakan. Jemaah harus membentuk antrean dua baris. Kiri, laki-laki sementara kanan perempuan. Dipersilakan masuk, pengunjung diarahkan menuju sebuah pintu menuju ruang percetakan. Tapi, stop dulu. Harus nunggu antrean jemaah yang di dalam keluar baru kita diperbolehkan masuk. Sekali lagi petugas meminta jemaah untuk membuat dua baris seperti di awal tadi. Nah, kali ini wania disuruh masuk duluan sebelum pria.

Masuk percetakan melaui beberapa trap langsung disamhut dua petugas. Satu petugas mengarahkan wanita lurus ke sebelah kanan dalam percetakan, sementara tamu pria dipersilakan ke sayap kiri. Dari area menyerupai balkon yang memanjang dari ujung ke ujung itu seluruh pengunjung bisa langsung melihat luasan percetakan yang saat itu hanya sebagian yang bekerja. Di sisi kanan tampak mesin-mesin cetak canggih dan banyak tumpukan rapi hasil cetakan yang akan atau sudah diproses.

Belum puas di sana, kami harus segera bergegas untuk keluar karena rombongan jemaah dari negara lain sudah memadati antrean masuk. Akhirnya kami pun harus puas sampai di situ menyaksikan dan mengamati percetakan Alquran yang memproduksi 10 juta copy per tahun dengan 160 bahasa se-dunia.

Sebelum meninggalkan percetakan, dua petugas bergamis lengkap dengan surban dan kafiyahnya mencegat kami di pintu keluar. Kami pun tertahan sebentar. Dan, alhamdulillah.... ternya petugas tersebut bukan untuk mengintrogasi kami, malah sebaliknya memberi kami hadiah. Sebuah mushaf Alquran Madinah dibagikan satu persatu kepada kami. Dengan senyum dan tawa gembira kami berujar, sukron.

Keluar sambil mendekap alquran, kami masih penasaran dengan satu lagi. Sebuah ruang kaca di luar percetakan sebagai sasaran kami. Oh, rupanya itu ruang khusus untuk pengunjung yang ingin membeli Alquran. Banyak jemaah yang memborong quran di sini sebagai souvenir pulang.

Subhanallah Alquran memang luar biasa. Semoga kita dan anak cucu kita senantiasa cinta terhadap Alquran. Syukur bisa menjadi hafidz Alquran.

Allahummar hamni bilquran....