Ngidam bukan semata berlaku bagi wanita hamil. Siapa pun bisa merasakan keinginan yang begitu menggebu terhadap sesuatu itu, khususnya dalam urusan makanan. Saya pun pernah merasakan hasrat yang luar biasa dalam ketika suatu saat ingin mencoba kwetiau atau mie hitam. Nah, kebetulan sekali ketika bertandang di FJB Jakarta (4/7) lalu saya ketemu dengan kwetiau mie hitam di tenda stand Warung Ngalam.
Tongkrongan kwetiau mie hitam ini sangat meyakinkan. Dihidangkan dalam mangkuk, di sana sudah terdapat seporsi mie hitam yang warna hitamnya berasal dari cairan senjata rahasia ikan cumi-cumi. Mienya padat namun lumer saat dimakan. Di atas mie yang berbentuk pipih panjang namun dibuat melingkar-lingkar itu, ditaburi bumbu pelengkap yang gurih. Sepertinya bahannya adalah daging ayam, bawang putih yang sudah diolah jadi satu dengan terigu dan sagu.
Sebagai teman makannya disediakan kuah dalam wadah kecil terpisah, sehingga penikmat bisa menggunakan sesuai selera. Hanya itu? Tidak. Masih ada pangsit goreng dan bakso, serta salad. Untuk memakannya bisa mengunakan sumpit maupun sendok-garpu sesai kebiasaan.
Tentang rasa dan aromanya sungguh sedap. Mie hitamnya yang berbahan dasar tepung terigu, cumi, dan telur dan menciptakan rasa gurih spesial. Apalagi ketika dicampur dengan kuahnya yang juga ekstra gurih pula. Setelah menyisipkan mie hitam ke mulut, makin komplet rasanya dengan menikmati pula sedikit pangsit goreng nan renyah, sebelum dilanjut menyantap pula bakso dan saladnya. Sunguh perpaduan rasa yang tepat untuk memanjakan selera.
Mie hitam bukan hanya enak, tetapi juga kaya akan kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Selain sumber protein dan karbohidrat, juga masih banyak lagi unsur vitamin di dalamnya. Mie hitam bila dibandingkan dengan mie ubi dan mie-mie lainnya tentu keberadaannya lebih unggul, baik dalam tampilannya yang mewah, rasa dan khasiatnya. So, tak salah bila banyak yang mengidamkannya. (arohman)
Ngidam Mie Hitam
byruang baca
-
Posted by: ruang baca
Praktisi media, mengawali karier sebagai penyiar radio, pernah menjadi copy editor koran nasional terbitan Surabaya, memimpin media lifestyle majalah dan tabloid di Surabaya, menjadi redaktur koran, dan menggawangi beberapa penerbita, sampai sekarang menjadi konsultan media kehumasan di universitas ternama di Surabaya.