Bicara soal sate, pastinya selalu dihadapkan dengan daging yang ditusuk dengan sujen. Menu sate sudah sangat familier bagi masyarakat Surabaya. Bahkan di kota buaya ini, ada beberapa jenis varian sate yang rasanya mantap dan nendang abis. Ada sate ayam khas Madura, sate kambing, sate cempe (kambing muda) khas Timur Tengah, sate kelinci, sate kelopo, maupun sate kuda.

Nah, bagaimana kalau sate tulang...? Ternyata di Surabaya ada juga, tepatnya di salah satu rumah makan Banjar, meski belum pernah mencobanya langsung. Namun untuk kedahsayatan cita rasa sate tulang ini, saya pernah menikmatinya di Jakarta, ketika FJB awal Juli lalu. Kebetulan bersama teman dari Radio Bahana FM saya diajak mampir ke sate tulang Eldorado yang kondang itu.

Dari performanya sate tulang biasa saja. Tongkrongannya sama seperti sate kebanyakan. Hanya saja irisan daging ayam yang digunakan cukup unik karena disertakan pula setulang-tulangnya. Tentu bukan tulang keras, melainkan bagian sisi-sisi tertentu yang memiliki tulang lunak. Istimewanya lagi, sate tulang menggunakan saus khusus cabe merah sebagai bumbunya. Rasanya pedas-pedas manis.

Dari informasi yang saya dapat di Sate Tulang Eldorado, ternyata sate tulang ini bahannya diambilkan dari tulang belulang bagian punggung ayam yang masih dilengketi daging. Mengapa dipilih bagian ini? Karena itulah sisi tulang yang mantap dan tetap memiliki kadar daging cukup untuk dijadikan sate, di samping itu lunak pula.

Daging plus tulang ayam dipotong-potong kemudian ditusuk menggunakan sujen dicampur dengan bumbu khusus sebelum dibakar. Pada proses pembakaran juga ditambahkan kecap dan bumbu tambahan lagi supaya aroma dan cita rasanya makin mantap. Setelah matang dengan tampilan yang bigitu menggoda, sate diletakkan di atas piring dan kemudian bisa dicocolkan dengan sauh cabe merah yang disandingkan di sebelahnya.

Pedas? Tentu. Tetapi, meskipun berbahan dasar utama cabe super pedas namun dengan tamabahan jeruk lemon dan dan resep rahasia lainnya, rasanya tak lagi pedas semata. Masih menurut sang tukang racik bumbu, saus cabe menjadi tidak begitu pedas karena proses perebusannya dilakukan beberapa kali sehingga rasa pedesnya pun tak terlalu panas namun tetap nendang.

Bagaimana cara menyantapnya? Sate yang sudah matang tinggal dicocolkan saja ke dalam saus cabe merahnya. Biasanya untuk yang kurang suka tulang mereka hanya akan menyisil daging-dagingnya saja. Sementara yang gemar ngeremus tulang bisa langsung melumatnya sekalian dalam mulut. Toh tulangnya sudah lunak, sehingga enak juga untuk dimakan.

Tapi awas, setelah makan sate tulang Anda dikatai sebagai manusia pemakan tulang. Pasalnya, Anda memang menyantap sate tulang yang benar-benar tulang, meski bisa juga menu tersebut dinamakan yang lebih nyaman dengan menyebutnya, sate ayam plus tulang karena satenya terdiri atas daging dan tulang ayam. Namun tak apalah, agar memiliki nilai jual dan gampang diingat enaknya yang memang disebut sate tulang saja deh! Toh, selama ini masyarakat Banjar sudah sangat menikmati menu dan nama tersebut, tinggal kita saja yang belum harus belajar terbiasa dengan itu semua. (arohman)