Hari kedua puluh sembilan puasa berakhir dengan berbuka Bebek H Selamet Cabang Kertosuro yang berada di Jombang. Menu khas bebek goreng dengan sambel koreknya yang begitu pedas itu sebenarnya alterntif saja, sebab semula tujuan saya adalah Ayam Bakar Wong Solo yang ada sederetan dengan resto bebek ini. Namun karena Wong Solo tutup lebih awal dalam rangka libur lebaran, akhirnya saya putuskan makan bebek saja.

Sampai di kawasan Jl. Meredeka sudah memasuki detik-detik adzan maghrib. Tampak dari luar resto sudah penuh oleh mereka yang ingin menuntaskan hasyrat berbuka bersama keluarga dengan bebek. Beruntung sekali saya mendapat meja, sehingga langsung bisa memesan dua porsi dada plus nasi dan es jeruk serta teh manis. Begitu duduk, adzan berkumandang. Aku batalkan puasa dengan menyecap teh manis.

Sembari menunggu pesanan utama datang, pengunjung lain terus merapat. Parkiran di sisi jalan raya yang sudah penuh, masih saja ditampung oleh tukang parkir. Dengan cekatan seorang pemuda berambut agak gondrong memindahi sebagian motor pengunjung ke bagian trotoar sehingga membuka celah lain untuk memuat lebih banyak lagi sepeda yang hendak parkir. Dan, sepertinya dia juga puasa, karena tampak dia bergegas mengambil teh dalam plastik dan meneguknya begitu gema adzan terdengar. Barokallah, semoga puasa kita hari ini diterima oleh-Nya. Amin…

Sekitar sepuluh menit kemudian akhirnya bebek pesanan datang. Ditempatkan di atas piring terpisah, nasi putih tersaji di atas piring lainnya, lalu disertai cobek mini berisi sambal korek berupa ulekan bawang dan cabe yang sudah terlebih dahulu digoreng yang diletakkan di atas mangkuk cuci tangan.

Sambalnya begitu nendang. Menurut saya terlalu pedas sehingga bila dipaksakan pasti gurih dan empuk daging bebeknya akan tenggelam. Apalagi bebeknya sendiri disajikan sangat sangat hot karena langsung diangkat dari penggorengan. Untuk ada lalapan berupa irisan mentimun, kubis, dan kacang panjang serta daun kemangi yang bisa mengalihkan sejenak perhatian liur yang serasa tak tertahankan.

Bebek H Selamet memang bebek goreng biasa. Artinya tidak seperti nasi bebek ala Surabaya atau Madura yang disertai bumbu khusus. Pada bebek H Selamet hanyalah bebek yang digoreng, namun soal rasa tentu tak kalah dengan bebek khas Surabaya. Daging bebek H Selamet serasa empuk dan tidak ngotot ketika digigit. Bahkan hanya diungkit dengan tangan saja juga bisa lepas dari tulang pelekatnya, sehingga semakin nikmat ketika menyantapnya.

Rasa gurihnya juga sangat pas. Maka tak heran bila porsi nasi sepering rasanya ingin tambah lagi. Apalagi bila menyantapnya disertakan sambel koreknya yang begitu menggugah selera makan. Tapi soal harga sepertinya agak lebih mahal dari bebek-bebek kebanyakan. Bila nasi bebek di Surabaya kisaran harganya Rp7.000-9.000, maka bebek H Selamet ini bisa Rp12.000 belum termasuk nasi dan minuman. Jadi, Anda bisa membandingkan sendiri. Selamat merayakan lebaran idul fitri 1432 H. *