PAGI ini, Rabu (7/1), ada sesuatu yang berbeda dari penampilan koran SURYA. Harian pagi di bawah managemen Tribun (Kompas Gramedia) yang terbit dari Surabaya untuk kawasan Jawa Timur ini hadir dengan wajah baru. Unsur baru itu begitu terasa dari penampakan logo baru yang terkesan lebih dinamis dan elegan. Sepertinya koran ini ingin menyasar ke segmen lebih elite atau kelas menengah, meninggalkan konotasi koran kriminal sebagaimana logo lamanya –yang memang dulu berwarna merah.

Informasi lifestyle sepertinya bakal menjadi andalan koran, yang seingat saya lahirnya hampir bersamaan dengan mengudaranya televisi swasta pertama di Surabaya (SCTV). Agaknya, koran SURYA ini masih terus berupaya menemukan jati dirinya dan berusaha keras mendekatkan diri kepada pembaca dengan pergantian wajah untuk yang kesekian kalinya ini dalam rentang waktu tak lebih dari 3 tahun. Padahal, rival sekotanya, RADAR SURABAYA (Jawa Pos Grup) masih eksis dengan performanya, karena lebih tepat dalam memilih konsep ketika melakukan perubahan wajah beberapa tahun lalu.

Tidak ada kata ‘telat’ dalam melakukan perubahan dalam bisnis media yang sengit saat ini. Apa yang dilakukan SURYA sudah merupakan tuntutan tren media agar bisa tetap eksis. Apalagi persaingan memperebutkan pasar semakin sempit dengan kemunculan koran baru seperti BERITA METRO maupun koran lama yang lebih dulu eksis seperti SURABAYA PAGI maupun SURABAYA POST. Belum lagi pesaing lainnya; MEMORANDUM, HARIAN BANGSA, dan DUTA MASYARAKAT bahkan JAWA POS yang selalu harus diperhitungkan. Jadi, mau tidak mau perubahan perlu dilakukan agar tetap mampu memenuhi harapan pembaca, dan utamanya harapan managemen.

Bukan hanya tampilan edisi cetaknya yang berubah pada harian SURYA, versi online-nya (www.surya.co.id) pun juga tampil lebih ciamik. Rubrikasi baru sebagai andalan SURYA antara lain Tunjungan Life dan Super Ball sebagaimana promo mereka di bandu-bandu jalan di atas raya Panglima Sudirman, Basuki Rahmat (depan Plaza Tunjungan), dan beberapa kawasan lainnya, diharapkan bisa berdampak signifikan terhadap kemajuan SURYA ke depan. Apalagi bandrol ecerannya hanya Rp. 1.000 per eksemplarnya. Kiranya recehan sekecil itu cukup murah untuk mengganti ongkos kirim cetakan setebal 20 halaman itu. Soal bobot kontennya, silakan simak sendiri edisi SURYA terbaru.

Semoga perwajahan baru koran SURYA ini lebih menggairahkan bisnis persuratkabaran media cetak di Surabaya, Jawa Timur, dan Indonesia. *