Orang Indonesia pasti mengenal bakso. Sajian yang sangat familier bagi semua kalangan ini bisa dijumpai hampir di setiap tempat, dari pelosok hingga metropolis. Menu berkuah dengan aneka tambahan penyerta seperti mie, suhun, kubis, atau bahkan taoge atau sayuran. Sedangkan pendamping utamanya ada bakwan, pangsit, seomai, tahu goreng atau godok, dan ada pula yang menyertakan balungan.
Nah, yang dinamakan bakso sendiri sebenarnya
adalah bulatan daging giling dicampur tepung tapioka dengan bumbu penyertanya. Kombinasi
bumbu dan bahan maupun sajian penyerta bisa menjadi pembeda bakso di daerah
tertentu. Dari situ kemudian ada sebutan bakso malang, bakso solo, bakso wonogiri
dan lain-lain. Ada juga bakso yang julukannya dikateorikan berdasarkan bahan
tambahan utamanya, misalnya bakso urat, bakso udang, bakso ayam, bakso keju, dan
yang lainnya. Juga ada yang bakso yang dikenal lewat bentuknya, contohnya bakso
kotak, bakso gepeng, bakso kerikil, atau bakso unyil, dan sebagainya.
Sebagai menu yang sangat memasyarakat,
bakso bisa dikatakan sebagai makanan berjuta umat. Keberadaan menu bakso hampir
di setiap acara semakin manahbiskan bakso jadi sajian favorit. Pada setiap even,
seakan tanpa mengenal kasta, bakso selalu hadir sebagai suguhan.
Uniknya, setiap orang punya cara tersendiri
saat menikmati menu bakso ini. Ada yang langsung disantap baksonya dengan
dicocolkan terlebih dahulu ke dalam saus dan sambel. Ada juga yang kebalikannya,
dengan mengakhirnya bakso sebagai penutup makan.
Menurut sebagian penikmat bakso, biasanya
mereka akan menikmati secara perlahan sajian menu semangkuk bakso lengkap. Seakan
sudah menjadi ritual tersenditi, makan bakso harus diawali dengan mencicipi
kuahnya terlebih dahulu. Bila dirasa sudah pas, akan ditambahkan saus tomat
atau kecap bagi yang suka. Atau bahkan ada yang langsung diaduk semuanya
menjadi satu dengan sambal cabai yang superpedas.