Anda termasuk pecinta kuliner khas Surabaya? Bila ya, berarti Anda pantas sekali mengoleksi majalah Intisari edisi khusus Wisata Jajan Surabaya. Saya sendiri sebagai orang Surabaya juga merasa perlu mengoleksinya lho, karena di samping di dalamnya terdapat lebih dari 50 tempat makan kategori enak dan ueenak dari kelas kaki lima sampai restoran.

BUKAN hanya itu, untuk memudahkan Anda yang baru kali pertama berwisaya kuliner di Surabaya, dalam majalah tersebut juga dilengkapi bonus peta. So pasti Anda tak lagi perlu guide khusus, karena dengan bekal peta kuliner Surabaya tersebut dijamin tak akan nyasar deh. Pasalnya, yang merangkum dan memilih menu serta memetakan adalah para penjelejah makanan khusus yang referensinya dari Kobama alias Komunitas Bango Mania (hehehe… betul nggak ya…? Lha sponsornya full Kecap Bango sih…).
Oke, bagi Anda yang belum memiliki edisi khusus Wisata Jajan Surabaya ini, saya bisa kasih gambaran bahwa tampilan majalah ini cukup cantik. Mungkin bagi yang sudah punya edisi Wisata Jajan Yogyakarta pasti tidak akan begitu terkejut dengan sosok luar Intisari ini. Namun soal isi praktis beda sama sekali. Artinya, benar-benar Surabaya punya dech.
Ya, dari makanan yang hampir punah seperti Semanggi Suroboyo sampai tempat nongkrong unik ala Cak Mis ada di dalam majalah mingil ini. Khusus tentang Semanggi saya juga punya pengalaman menarik hunting makanan ini. Sejak saya tinggal di Surabaya tahun 1994, nama Semanggi Suroboyo sudah sangat akrab di telinga, namun baru mencobanya pada Festival Jajanan Bango 2008 di Lapangan Makodam.
Setelah itu, saya coba menelusuri tempat-tempat khusus yang menjadi tempat mangkal beberapa penjaja semanggi keliling yang menggunakan gendongan. Bersama seorang teman fotografer kami pun hunting sampai ke Benowo, tempat para penjual semanggi keliling berasal.
Sebenarnya di Surabaya Hotel kata teman-teman LeZAT semanggi merupakan salah satu menu special di sana. Trus kalo tempat permanen yang dapat dikunjungi (semacam depot khusus semanggi) terdapat di Pujasera Kartika Jl. Dipenogoro. Dan, akhirnya Semanggi Suroboyo tetap bisa dicicipi kapan saja asal Anda datang di Surabaya.
Tentang warung unik pasti saya selalu rekomendasikan untuk mampir ke Cak Mis di Jl. Bintoro. Bagi yang belum pernah ke sana pasti akan terkejut bukan kepalang begitu mengetahui menu-menunya yang superunik. Jenis jajanannya sih sama hanya namanya oleh si penjual (Cak Mis) diganti dengan sebutan yang aneh-aneh. Misalnya saja Sembako untuk nama lain nasi bungkus, Risoles Goreng dinamai Bantal Guling, Sate Usus dijuluki Krisdayanti (mungkin karena Krisdayanti pernah mengenakan model rambut yang melilit-lilit seperti sate ususnya Cak Mis. Ada juga Larangane (yang dilarang) Gus Dur, yaitu dideh (darah sapi beku yang digoreng). Mengapa dinamakan Larangane Gus Dur? Karena darah sesuai ajaran Islam haram dimakan. Kemudian Gus Dur identik dengan sebagai tokoh Islam. Lalu Cak Mis mencetuskannya sebagai salah satu menunya, dan masih banyak lagi yang unik lainnya.
Mau tau makanan dan tempat nongkrong serta oleh-oleh khas Surabaya lainnya? Segera aja buru majalah ini, ya… (sedikit membantu promosi… hehehe). (arohman)