Sudah pernah mencoba nasi kikil? Ternyata masakan khas Mojosongo, Jombang ini cukup unik dan tidak sama dengan menu kikil kebanyakan yang biasa menggunakan lontong dengan kuah berlinangan. Tak heran bila penikmatnya selalu rutin datang ke kawasan jalan raya Mojosongo – arah dari stasiun Jombang ke Diwek – setiap hari, khususnya pada musim mudik lebaran.
Pada kesempatan silaturahmi Idul Fitri lalu, saya juga tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencoba kenikmatan nasi kikil ini. Petang baru menjelang, ketika saya singgah di salah satu warung pinggir jalan yang sudah dijubeli pembeli. Deretan mobil berpelat nomor luar daerah tampak memenuhi antrean.
Meski harus menunggu giliran mendapatkan tempat duduk, saya akhirnya memperoleh tempat duduk balai-balai beralaskan tikar pandan. Sementara beberapa kawan lain duduk di bangku menghadap meja, sekalian bisa melihat penjualnya menyajikan menu, baik berupa nasi kikil maupun nasi pecel.
Nasi kikil hidangannya cukup sederhana, hanya sepiring nasi yang disiram kuah santan (semacam lodeh) yang berisikan irisan buah pepaya muda dan nangka muda (tewel), dan tentu tak ketinggalan irisan kikil campur kulit sapi (cecek).
Sebagai pelengkap, tersedia pilihan lauk berupa daging, paru, atau babat. Untuk menunjang stamina dan kesehatan, sebaiknya sih memilih lauk daging. Karena paru dan babat merupakan jeroan sapi yang mungkin kurang baik bagi kesehatan kita, karena mengandang kolesterol tinggi.
Rasa yang dominan dari menu nasi kikil ini adalah kuah santannya. Sementara kikil yang identik sebagai nama menu istimewa ini ternyata tidak begitu banyak, hanya ada beberapa potong kecil-kecil. Bahkan yang kuat di lidah justru ceceknya. Maka tak heran bila sebagain orang juga menjuluki nasi kikil ini dengan sebutan nasi cecek.
Sebagai penyandingnya, tersedia minuman es teh maupun es jeruk. Jadi, usai menyantap nasi kikil yang dihidangkan hangat-hangat, sebagai pelarutnya langsung bisa meluruhkan dahaga dengan minuman segar tersebut. Seporsi nasi kikil Rp. 6000 an. Jadi, untuk satu orang tak sampai menguras kantong.


Kalau masih penasaran ingin menikmati kuliner Jombang lainnya, bisa singgah di Kebonrojo – dekat alun-alun Jombang. Setiap sore hingga malam di sana tersedia aneka menu pilihan. Salah satunya ada soto dok Pak Widji. Atau sekalian juga mampir ke alun-alun Jombang, yang kalau malam berubah menjadi pasar makanan. Si sana bisa dijumpai aneka menu sesuai selera. Ada juga Es Lodeh yang mangkalnya di pintu masuk alun-alun sebelah barat (depan gerbang masjid). So, dijamin terpuaskan oleh keunikan dan kekhasan menu-menu istimewa khas kabupaten Jombang.
Untuk mendapatkan menu-menu istimewa tersebut pada hari-hari biasa, sebaiknya bertandang ke sana pada malam minggu, jadi suasananya ramai, sehingga dapat sekalian liburan sambil berwisata kuliner di kota kelahiran Gus Dur itu. Selamat menikmati... (arohman)