Ibadah haji dan umroh memang ibadah fisik. Perlu stamina top untuk mampu menjalaninya secara paripurna. Dan niatan itulah yang tertanam dalam setiap jemaah tatkala akan menziarahi Al Haromain; dua kota suci Makkah dan Madinah.

Kebanyakan jemaah umroh asal Indonesia lebih memilih menziarahi Madinah baru setelah itu ke Mekkah. Kami pun demikian, usai beberapa hari di Kota Rasulullah dengan kegiatan utama ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW serta ibadah penunjang lainnya di Masjid Nabawi yang bernilai pahala besar. Ditambah lagi city tour seputaran Madinah yang memiliki banyak tempat bersejarah tentang perisitiwa dan perkembangan Islam dari masa ke masa, mulai era Rasul, sahabat, tabiin dan sampai sekarang.

Mengawali ibadah umroh dari Madinah dimulai ambil miqot di Bir'ali. Perjalanan menuju Bir'ali tak lama, karena jaraknya hanya sekitar 11 km. Di Bir 'Ali jemaah memulai memakai ihram, atau ada juga yang langsung mengenakan ihram dari hotel masing-masing, sehingga saat tiba di Bir'ali tinggal salat dua rakaat dilanjut baca niat umroh.

Di tempat miqot ini terdapat masjid khas Madinah, yakni bangunan berbentuk kotak dengan menara menjulang. Di sisi pintu masuk tampak sangat hijau pepohonan kurma yang buahnya mulai memerah kehijauan. Di bawah jajaran kurma dibentuk jalan menuju pintu masjid samping juga dengan rerimbunan hijau tanaman pagar yang bisa sibentuk. Saya tidak tahu namanya, tapi yang jelas daunya sangat hijau. Sweeger di tengah terik gersang alam Madinah yang hanya berupa padang pasir dan pegununungan batu.

Jemaah dipandu oleh motowif masing-masing langsung diarahkan ke belakang masjid di sana bisa ke toilet dulu sebelum ambil wudhu. Ada juga yang baru sibuk memasang kain ihram --yang akan menjadi sangat ribet bila tak pernah mencoba sebelumnya-- karena saat tidak pas dalam mengenakan kain ihram, khususnya yang bagian bawah dijamin pelaksanaan umroh yang full gerak akan mengurangi kenyamanan.

Rombongan lalu masuk bus masing-masing dengan membaca doa umroh, dan bus pun melaju jauh ke Kota Makkah. Lagi-lagi jarak sekitar 400 km akan ditempuh selama 4 jam dengan terus mengumandangkan talbiyah. Labbaik allahumma labbaik... sampai seleaai. Ya Allah kami penuhi panggilanmu.

Bila sudah bertemu gerbang besar berbentuk Alquran yang sedang dibuka, itu tandanya jemaah sudah mulai memasuki kota Makkah dan berdoa lagi. Doa memasuki kota Mekkah.

Labbaikallah humma labbiak... bus masih butuh 30-an menit sampai mengantarkan kami ke hotel. Kami jemaah Umroh Back Packer U-Vacation (UBePe) selama di Mekkah ditempatkan di hotel Al Rayyan Ajyad Mekkah, 400 meter dari pintu Masjidil Haram, Gate King Abdul Aziz.

Alhamdulillah, saat tiba di Makkah waktu kumandang adzan isyak. Kami sudah bersepakat bahwa akan memulai prosesi umroh setelah jamaah isyak di Masjidil Haram. Untuk menjaga stamina yang sudah mulai berkurang usai perjalanan panjang Madinah - Makkah, maka kami putuskan makan malam dulu di hotel usai mendapat jatah kunci.

Selesai makan malam jemaah kumpul di loby hotel untuk mengatur strategi agar rombongan tetap selalu aman dari towaf hingga sa'i sebelum tahalul. Menurut motowif, towaf yang paling ideal di lantai 1 karena tidak akan memakan jarak terlalu panjang. Diameter lingkar terluar keliling towaf di lantai 1 tak kurang dari 800 meter sekali putaran. Karena itu banyak yang menginginkan towaf di bawah sehingga jubelan jemaah dari seluruh dunia pasti menginkan yang sama. Jemaah kami terdiri atas 26 orang. 9 pria dan 16 wanita ditambah mutowif 1 (pria).

Bismillahi Allahu Akbar!