Wabah ketakutan, pantas disematkan untuk Coronavirus yang kini menghinggapkan kekhawataran bagi sebagian besar warga dunia. Betapa tidak, hanya dalam kurun waktu tidak lebih dari satu bulan, virus ini membuat kalangkabut umat manusia. Berbagai sektor pun terdampak berbarengan dengan semakin luasnya sebaran isu yang terbawa melalui kanal-kanal berita online dan medsos yang begitu massif mendengungkannya.

Terlepas dari jumlah korban, baik yang terinfeksi kemudian dapat terselamatkan, ataupun yang tak tertolong, sungguh ini merupakan peristiwa fenomenal di pembukaan tahun 2020. Kejadian luar biasa yang tak terprediksi dampaknya sejak semula. Betapa tidak, ribuan, bahkan jutaan orang harus menunda kesempatannya melakukan perjalanan ke destinasi tujuan dari dan keluar Tiongkok, tempat asal mula virus corona bermula penyebarannya.

Negara-negara sekitar seperti Filipina, Singapura, bahkan sampai ke Eropa dan Amerika, semua seakan matikutu dalam cengkreraman virus berbahaya dan mematikan ini. Indonesia pun terdampak luar biasa karena harus kehilangan potensi pendapatan dari sektor pariwisata yang nilaianya mencapai triliunan rupiah. Demikian halnya Tiongkok sendiri, yang seakan terkena embargo, karane sejumlah impor dari negara Panda ini harus distop dulu, karena berbagai kekhawatiran stretilitas produk yang dikirimnya.

Dunia tampak lemah, manusia tidak berdaya. Inilah bagian dari ujian yang sudah sering diingkatkan Allah SWT dalam Surat Al Baqoroh ayat 155, “Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sebagian rasa takut, rasa lapar, serta kekurangan harta, jiwa, dan buah. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Menghadapi fenomena coronavirus ini, kita harus benar-benar tawakkal dan ikhtiar. Artinya, kita sudah harus menyandarkan semuanya kepada kehendak yang telah ditetapkan Allah, tapi juga tetap harus berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangannya. Ini yang bisa saya rasakan dari keluh kesah kawan-kawan di Grup Jelajah Literasi Singapura – Malaysia yang rencananya berlangsung 28 Februari – 1 Maret 2020 mendatang. Semua seakan sudah yakin dan siap berangkat, tapi Allah berkehendak lain, dengan meningkatkan status waspada coronavirus di Singapura. Semua rencana itu rupanya harus rela untuk ditunda, demi keselamatan bersama.

Manusia memang selalu memiliki banyak rencana, tapi Yang Mahaberencana di atas sana pasti lebih tahu atas segala rencana kita semua, sehingga sebagai mahluk berakal mulia, kita masih diberi pilihan-pilihan untuk menentukan kebaikan yang kita inginkan. Semoga, ini semua menjadi pembalajaran bagi kita semua. Pembelajaran untuk mencapai derajat lebih tinggi lagi sebagai manusia sabar. Innallaha ma'ashobirin.