Unsur Bisnis dalam FJB 2007
Heru Prabowo (Senior Brand Manager Kecap Bango) dan Nurulita Novi Airlaida (External Communications Assistant Manager Pt Unilever Indonesia Tbk) saat wawancara dengan wartawan di Surabaya.
TERGELARNYA Festival Jajanan Bango 2007 di Surabaya (5/5) lalu banyak meninggalkan catatan menarik. Termasuk urusan bisnis yang memang tak bisa lepas dari acara kuliner untuk mempromosikan makanan khas Indonesia itu. Maka saya pun sempat bertanya-tanya dalam hati, apakah memang disengaja atau tidak panitia memilih lokasi Lapangan Basuki Rahmad yang bersebelahan dengan restoran cepat saji McD, sehingga terlihat pemandangan sangat kontras: perang antara makanan tradisional khas Indonesia vs makanan ala Amerika.
Dalam kesempatan media briefing, saya sempat mendapat penjelasan dari perwakilan panitia FJB 2007, Heru Prabowo bahwa Festival Jajanan Bango 2007 diselenggarakan di Surabaya dan tiga kota besar lainnya tahun ini, bertujuan untuk mengajak masyarakat turut melestarikan warisan kuliner Nusantara.
“Melalui Festival Jajanan Bango ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk melestarikan aneka masakan tradisional yang sudah dinikmati secara turun temurun, yang keberadaannya saat ini terdesak oleh hadirnya makanan siap saji dari luar negeri. Di sini kita bisa memperkenalkan salah satu kekayaan budaya Nusantara, terutama makanannya. Makanya, kita memilih tema Aneka Makanan Tradisional Nusantara,” ujar Heru.
Ketika disinggung mengenai manfaat diselenggarakannya FJB 2007 ini bagi para pedagang atau peserta, pria bertubuh subur itu mengatakan, “Banyak manfaat yang diperoleh peserta yang diundang ikut dalam FJB, di antaranya mereka mendapat fasilitas tempat untuk menggelar dagangannya di arena yang disediakan panitia, juga memperoleh promosi di beberapa media massa dalam bentuk liputan khusus yang dilakukan oleh Kecap Bango,” tukas Heru.
Senior Brand Manager Kecap Bango itu menambahkan pula, setiap peserta yang diundang merupakan padagang-pedagang makanan yang termasuk the best kombinasi di Surabaya atau yang top di suatu daerah. Jadi, panitia memiliki kriteria khusus untuk mendatangkan mereka. “Setidaknya mereka adalah top five-nya pedagangan makanan di daerah yang kita undang,” papar Heru.
Lalu bagaimana hubungan bisnis antara pedagang-pedagang makanan itu dengan Kecap Bango? Menanggapi pertanyaan ini, Heru menandaskan bahwasanya sebagai produsen, antara Kecap Bango dan pedangan memiliki hubungan bisnis yang saling menguntungkan, yaitu yang terwadahi dalam Unilever Food Solution yang dimiliki PT Unilever.
Jadi, bila bicara masalah untung, tentu satu sama lain memperoleh keuntungan. Baik secara langsung maupun dalam bentuk lain, seperti promosi dan lain sebagainya. Wah, kayaknya FJB harus dilestarikan, nih… (arohman)