Makan siang di tengah suasana Surabaya yang beberapa hari ini senantiasa diliputi mendung, bahkan kerap juga hujan, tepat kiranya bila menyantap menu gurami goreng kering.

MINGGU kemarin (16/11), saya penasaran ingin mencoba kelezatan sebuah tempat makan baru di kawasan Jalan Karah Surabaya (ke arah kantor Jawa Pos lama, red). Tempatnya cukup artistik dengan menu andalan lele bakar. Namun sayang, begitu tiba di lokasi, sambil menahan lapar saya yang ditemani adik ipar gagal melampiaskan hasrat, karena stok habis. Saat itu, jam menunjukkan pukul 15.30 WIB.
Karena sudah telanjur duduk dan pesan jus tomat plus teh panas, akhirnya kami pun memutuskan untuk memilih menu lain. Di antara sederet daftar hidangan yang ditawarkan, saya dan adik ipar ternyata memiliki selera yang sama. Tanpa dikomando kami memilih gurami goreng. Hmmm… pasti cukup menggugah selera di tengah cuaca dingin yang selalu memacu perut keroncongan.
Ada dua pilihan untuk menu gurami goreng ini, yaitu porsi guremi besar yang dibandrol Rp. 12.000 per porsi dan Rp. 9.000 per porsi untuk yang ukuran sedang. Karena sore itu kami masih ada agenda mencoba siomai Bandung di kawasan Ketintang, maka pilihan pun jatuh pada porsi kecil saja, demi menyisakan sebagian tempat di perut untuk menampung kerinduan akan siomai.
15 menit berlalu, pesananan pun datang. Dua porsi gurami goreng yang yang cukup menggoda selera. Apalagi disertai dengan sambel ulek dengan aroma terasinya yang cukup harum mengusung gemuruh liur di lidah untuk segera mencobanya. Di atas piring, bersanding pula irisan mentimun dan tomat sebagai lalapan.
Tak berapa lama, kami pun langsung menghapus rasa lapar dengan segera menyantapnya. Pertama, langsung saya cungkil daging gurami yang digoreng kering itu menggunakan sendok dan garpu. Sepertinya kokinya cukup piawai dalam memasak kering gurami berukuran sedang itu, sehingga kesedapan rasa daging gurami yang khas ikan air tawar itu pun tetap berasa. Apalagi saat dicocolkan ke dalam sambal ulek yang tidak begitu pedas. Paduan cabai dan gula dalam ulekan sambal itu cukup, sehingga makin menggugah selera untuk segera menghabiskannya.
Wow… tergantikan sudah kekecewaan tak berhasil menyantap lele bakar dengan gurami bakar kering. Mungkin lain waktu saya bisa datang kembali dan mencobanya. Apalagi di daftar menu masih tersedia menu lain yang tak kalah enak dalam menggoyang lidah namun stoknya hari itu habis, yaitu udang bakar asam manis. Jadi, mungkin lain kali sebelum memastikan ada tidaknya menu favorit semestinya tanya dulu apakah stoknya masih tersedia atau habis. Takutnya, sudah telah pesan minum, eh… tak tahunya menu incaran telah habis duluan. Capek deh….!
So, hari Minggu itu sore saya cukup terpuasi lewat seporsi gurami goreng porsi kecil. (www.arrohman.blogspot.com)